Home Nasional Luhut Sebut Varian Delta Wajib Diketahui Masyarakat Indonesia

Luhut Sebut Varian Delta Wajib Diketahui Masyarakat Indonesia

Covid-19

SHARE
Luhut Sebut Varian Delta Wajib Diketahui Masyarakat Indonesia

Caption Gambar: Marves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi untuk menjadi koordinator program PPKM darurat Covid-19. (Instagram @luhut.pandjaitan)

Jakartatodaynews.com, JAKARTA - Tak bermaksud menakuti nakuti, namun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengingatkan masyarakat Indonesia mewaspadai varian delta virus Covid-19. 

“Kita harus meningkatkan pengawasan lebih terkait ini, edukasi terkait gejala ini juga harus ditingkatkan, kita bisa hadapi ini bersama,” ungkap Menko Luhut dalam konfrensi pers virtualnya, Kamis (15/7/2021).

Luhut menjelaskan, virus Delta sendiri memiliki varian virus yang lebih mengerikan dibandingkan turunan virus Covid-19 lainya, karenanya ia meminta masyarakat yang terjangkit wajib waspada dengan masa inkubasi 14-21 hari begitu kritikal sehingga perlu pemantauan bersama.  

"Kita semua harus prihatin dan jangan sampai lengah, kurangi perkumpulan yang tidak perlu akan menciptakan efektivitas juga. Mari kita bergotong royong demi pulihnya negeri ini dari pandemi yang tengah melanda," tegasnya. 

Di sisi lain, selain dilaksanakan oleh aparat TNI dan Polri, evaluasi mobilitas penduduk juga dilakukan dengan memanfaatkan platform media sosial. 

BACA JUGA : Kendali Covid-19, Pemerintah Siapkan Nakes dan Suplai Oksigen

Pengawasan penurunan mobilitas dilakukan melalui tiga indikator yaitu Facebook Mobility, Google Traffic dan Intensitas Cahaya di malam hari dari NASA/NOAA. 

Ketiga indikator tersebut menunjukan adanya penurunan mobilitas yang tajam dan hal ini menjadi baik karena menciptakan efektivitas bagi keberlangsungan PPKM. 

Termasuk soal vaksinasi yang kini sedang dilakukan dengan gencar dan diharapkan mencapai target satu juta per hari bahkan lebih. 
"Cakupan vaksinasi per provinsi juga terus naik, DKI Jakarta contohnya sudah mencapai 60 persen keatas," imbuhnya. 

Dalam memenuhi tempat tidur dan rumah sakit darurat, semua K/L diharapkan mampu memiliki tempat isolasi sendiri melalui tempat diklat dan wisma yang dimiliki.

"Banyak tempat yang dijadikan rumah sakit darurat contohnya asrama haji yang kemarin sudah saya pantau," pungkas Menko Luhut.

(Jakartatodaynews.com)