Caption Gambar:
Jakartatodaynews.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 benar-benar menguras tenaga kesehatan (nakes) di DKI Jakarta. Beban tugas meningkat menyebabkan imunitas menurun, akhirnya terserang Covid-19.
"Banyak teman-teman nakes yang harus kembali bertugas selepas menjalankan kewajibannya. Yang seharusnya libur jadi tidak ada libur,” ungkap Maryanto, Ketua Dewan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Jakarta Utara, Kamis (1/7).
Banyak nakes yang harus menggantikan nakes lainnya yang tengah menjalani isolasi akibat terpapar Covid-19.
Untuk itu, langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merekrut relawan kesehatan dinilainya tepat guna menambah kekosongan nakes tersebut.
“Saat ini sedang ada rekrutmen relawan nakes, sedang berproses. Tingginya pasien mengharuskan banyak fasilitas kesehatan menambah sarana dan prasarana perawatan medis, hal ini tentunya harus dibarengi dengan penambahan tenaga kesehatan,” jelasnya.
Maryono menanggapi positif langkah pemerintah pusat menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali.
Langkah ini dapat mengendalikan sebaran Covid-19. Sebaliknya jika kegiatan masyarakat tidak dibatasi, dikhawatirkan sebaran Covid-19 semakin tinggi dan berdampak buruk nakes.
“PPKM Darurat ini harus dilakukan. Harus mengacu pada penanganan Covid-19 di tahun 2020 lalu yang mana angka sebaran kasus bisa ditekan. Kalau Nakes tumbang, siapa yang akan mengoperasikan rumah sakit ataupun Puskesmas?,” tutupnya.
Data Tim Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Dewan Pengurus Pusat PPNI per 30 Juni 2020 kemarin, disebutkan sebanyak 6.389 perawat terkonfirmasi positif Covid-19. Sedangkan 332 perawat lainnya dinyatakan gugur, 279 perawat suspek, 1.091 perawat kontak erat dengan pasien Covid-19, 100 perawat probable atau suspek bergejala berat, dan 2.790 perawat dinyatakan sembuh.
LEAVE A REPLY