Home Nusantara FKPPI Jabar dan Angkatan Muda Siliwangi Berkolaborasi untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

FKPPI Jabar dan Angkatan Muda Siliwangi Berkolaborasi untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

Ketahanan Pangan

SHARE
FKPPI Jabar dan Angkatan Muda Siliwangi Berkolaborasi untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan

Caption Gambar: Ketua Pengurus Daerah X Generasi Muda (PD X GM) FKPPI Jawa Barat Vera Hermawan (kiri) salam komando dengan pengurus Angkatan Muda Siliwangi. Dua ormas itu berkolaborasi untuk meningkatkan ketahanan pangan. (Foto FKPPI)

Jakartatodaynews.com, BANDUNG - Guna mewujudkan kestabilan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya Jawa Barat, Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan TNI/Polri (FKPPI) Jawa Barat Angkatan Muda Siliwangi (AMS) berkolaborasi program ketahanan pangan Jabar.

Sebagimana diketahui, di masa pandemi Covid-19 ini, ketahanan pangan dunia menjadi pembahasan penting yang dilakukan para menteri luar negeri anggota Kelompok 20 (G20).

Ketua Pengurus Daerah X Generasi Muda (PD X GM) FKPPI Jawa Barat Vera Hermawan mengatakan, ketahanan pangan bukan saja program pemberdayaan pertanian, tetapi prinsip kemandirian bangsa atas kesiapan cadangan pangan nasional untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.

Saat ini, kata Vera, ada 70 kelompok tani di Jawa Barat dan sudah bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah, salah satunya di Kabupaten Cianjur. Serta ada 1.200 hektare lahan untuk di garap oleh petani setempat.

"Lahan yang akan di garap di antaranya di daerah Kuningan, Majalengka, Subang, Cianjur, Sukabumi dan Kabuputen Bandung,” kata Vera dalam diskusi dengan Pengurus Pusat AMS.

Calon ketua KNPI Jabar ini juga mengajak kepada generasi milenilal atau generasi muda untuk terjun bertani atau masuk ke bisnis sektor pertanian dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional.

"Begitu banyak peluang bisnis yang dapat dimaksimalkan dalam sektor pertanian, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi yang mendukung anak muda untuk terlibat dalam sektor pertanian," ujarnya.

Vera menambahkan, saat ini banyak generasi muda yang belum tertarik terjun ke bisnis sektor pertanian. Profesi atau bisnis di sektor pertanian bagi generasi muda dirasa kurang menarik dan kurang menjanjikan dari segi penghasilan.

Berdasarkan data pusat statistik, jumlah petani pada 2019 mencapai 33,4 juta orang, di mana dari jumlah tersebut petani muda hanya sekitar 8 persen atau setara dengan 2,7 juta orang.

"Hal tersebut menjadi catatan kita bersama bagaimana kita atau generasi muda dapat terlibat untuk memajukan sektor pertanian yang mendukung perekonomian dan ketahanan pangan nasional," jelasnya.

Menurutnya, sektor pertanian Indonesia sangat menjanjikan. Bisnis di sektor pertanian merupakan satu-satunya usaha yang bisa bertahan dibandingkan dengan sektor usaha-usaha lainnya.

"Di masa pandemi Covid-19 saat ini banyak sekali masyarakat yang kehilangan usaha atau pekerjaan di sektor-sektor non-pertanian, namun hanya ada satu sektor yang terus bertahan yakni sektor pertanian,” terangnya.

 

(Jakartatodaynews.com)