Home Nasional Dewan Pembina Tani Merdeka Indonesia Menilai Sinergi Petani, Akademisi, Teknologi, dan Pemerintah Bisa Wujudkan Kemandirian Pangan

Dewan Pembina Tani Merdeka Indonesia Menilai Sinergi Petani, Akademisi, Teknologi, dan Pemerintah Bisa Wujudkan Kemandirian Pangan

Presiden Prabowo sebagai pimpinan tertinggi akan mampu mengarahkan seluruh elemen bangsa menuju Indonesia yang berdikari dan berdaulat

SHARE
Dewan Pembina Tani Merdeka Indonesia Menilai Sinergi Petani, Akademisi, Teknologi, dan Pemerintah Bisa Wujudkan Kemandirian Pangan

Caption Gambar: Komisaris Independen ID FOOD sekaligus Dewan Pembina Tani Merdeka Indonesia Hendarsam Marantoko (kiri)

JAKARTA - Komisaris Independen ID FOOD sekaligus Dewan Pembina Tani Merdeka Indonesia Hendarsam Marantoko mengatakan bahwa cadangan beras nasional per kuartal I 2025 mencapai 3,7 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir, berkat regulasi pemerintah melalui pembelian langsung dari petani dengan harga tetap.

Menurut Hendarsam, konsep berdikari mencakup swasembada pangan, energi, dan teknologi. Hal ini menjadikan Indonesia mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri sebelum mengandalkan pasar luar.

“Dengan jumlah penduduk 273 juta jiwa, Indonesia bisa menjadikan masyarakat sebagai pasar utama. Strategi ini memperkuat kemandirian dan fondasi ekonomi dari dalam,” kata Hendarsam dalam podcast Bebas Bicara di akun Youtube On Point Media bertema “Membangun Kedaulatan Pangan: Sinergi Petani, Akademisi, Teknologi, dan Pemerintah Wujudkan Kemandirian Pangan”, Minggu (25/5/2025).

Hendarsam menilai, pendekatan ekonomi saat ini berubah dari sistem top-down menjadi bottom-up. Ekonomi digerakkan dari desa dan kecamatan untuk memperkuat kabupaten dan provinsi, agar kemakmuran dimulai dari bawah.

“Menurut saya koperasi penting dalam menyalurkan bahan pokok dan barang subsidi langsung ke masyarakat. Hal ini mendorong pemanfaatan aset BUMN seperti gudang untuk logistik, dengan dukungan pengamanan dari aparatur negara,” jelasnya.

Dia menegaskan pentingnya nasionalisme agar Indonesia tidak mudah diganggu oleh kepentingan asing. Jika rakyat bersatu, maka kedaulatan nasional akan lebih kuat dan lebih tahan terhadap tekanan global.

“Yakin dengan Presiden Prabowo sebagai pimpinan tertinggi akan mampu mengarahkan seluruh elemen bangsa menuju Indonesia yang berdikari dan berdaulat,” ujarnya.

Sementara host Podcast Bebas Bicara Andi Anggana mengatakan bahwa prinsip keberpihakan pemerintah kepada masyarakat prasejahtera harus dijaga. Khususnya perhatian dan dukungan terhadap petani menjadi bagian penting dari keadilan sosial.

Kehadiran Pemerintah saat panen untuk membeli hasil petani, telah menjaga harga tidak jatuh dan petani tetap mendapat keuntungan. Ini sebagai bentuk perlindungan terhadap kesejahteraan petani.

“Pemerintah terus berupaya mencari formula terbaik melalui trial and error, sambil memperbaiki kelemahan implementasi, termasuk dalam program pembukaan lahan pertanian baru,” ungkapnya.

Hal serupa juga diungkapkan host Podcast Bebas Bicara lainnya, Muhammad Arsy Haykal. Dia mengatakan bahwa pentingnya keberpihakan pemerintah terhadap petani. Dukungan negara terhadap masyarakat yang memiliki keterkaitan pada sektor pertanian harus tetap konsisten dan nyata.

“Saya berharap profesi petani bisa menjadi cita-cita yang membanggakan. Hal ini membutuhkan sistem pertanian yang mendukung dan jaminan kesejahteraan nyata bagi petani,” katanya.

“Seluruh pihak agar menyampaikan kritik yang membangun, bukan hanya demi kepentingan politik sesaat atau mencari suara. Kritik destruktif tidak mencerminkan semangat persatuan dan nasionalisme sejati,” tambahnya.

Video Terkait: