Caption Gambar:
Jakartatodaynews.com, JAKARTA - Terjadi gempa bumi berkekuatan 4,2 skala richter di Lombok dan Karangasem, Jumat (4/6/2021).
Insiden gempa bumi tektonik di Lombok dan Karangasem tersebut terjadi sekitaran pukul 21:00:09 WITA.
Akun Instagram @infobmkg menginformasikan, gempa bumi di Lombok dan Karangasem itu tak berpotensi tsunami.
Berikut ini penjelasan lengkap Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun Instagram @infobmkg:
BACA JUGA: Harusnya Musim Kemarau, Kenapa Masih Terjadi Hujan di Bulan Juni 2021? Ini Penjelasan BMKG
"*GEMPABUMI TEKTONIK M=4,2 DIRASAKAN DI LOMBOK DAN KARANGASEM*
*Kejadian dan Parameter Gempabumi*
Jumat, 04 JunI 2021 pukul 21:00:09 WITA, wilayah Lombok dan Karangasem diguncang gempabumi tektonik. Hasil analisa BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini berkekuatan M=4,2. Episenter terletak pada koordinat 8,35 LS dan 116,08 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 8 km barat laut LOMBOK UTARA-NTB, pada kedalaman 19 km.
*Jenis dan Mekanisme Gempabumi*
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar naik busur belakang Flores (Flores Back Arc Thrust).
*Dampak Gempabumi*
Dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat berupa guncangan dirasakan di wilayah Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Mataram III MMI *(Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu)*, Lombok Utara dan Karangasem II MMI *(Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang)*
*Gempabumi Susulan*
Hingga pukul 21:16 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan.
*Rekomendasi*
Kepada Masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.
Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website ( http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.
Denpasar, 04 Juni 2021
Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar
Agus Wahyu Rahardjo, SP" tulis akun Instagram @infobmkg dikutip Jakartatodaynews.com.
Apa yang harus dilakukan Sebelum, Sesaat, dan sesudah gempa bumi?
1). Sebelum Terjadi Gempa bumi
A. Kunci Utama adalah
- Mengenali apa yang disebut gempa bumi.
- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dll)l
- Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
B. Kenali Lingkungan Tempat Anda Bekerja
- Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung
- Belajar melakukan P3K
- Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran
- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.
C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal
- Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.
- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi adalah akibat kejatuhan material
- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah
- Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi (misalnya lampu dll).
E. Alat yang harus ada di setiap tempat
- Kotak P3K.
- Senter/lampu baterai.
- Radio.
- Makanan suplemen dan air.
2). Saat Terjadi Gempa bumi
A. Jika Anda berada di dalam bangunan
- Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll.
- Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan.
- Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.
B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka
- Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll.
- Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
C. Jika Anda sedang mengendarai mobil
- Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.
- Lakukan point B.
D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai
- Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.
E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan
- Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
Setelah Terjadi Gempa bumi
A. Jika Anda berada di dalam bangunan
- Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib.
- Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa.
- Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K.
- Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.
B. Periksa lingkungan sekitar Anda
- Periksa apabila terjadi kebakaran.
- Periksa apabila terjadi kebocoran gas.
- Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik.
- Periksa aliran dan pipa air.
- Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll)
C. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa
- Karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
D. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa
- Kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.
E. Mendengarkan informasi
- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan).
- Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
F. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi
G. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdo'a kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.
Skala MMI (Modified Mercalli Intensity)
Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.
Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah.
Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.
Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak.
Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya.
Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.
Jembatan rusak, terjadi lembah.
Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali.
Gelombang tampak pada permukaan tanah.
Pemandangan menjadi gelap.
Benda-benda terlempar ke udara.
(Jakartatodaynews.com/bmkg.go.id)
LEAVE A REPLY