Home Peristiwa Gempa M 4,9 di Pasaman Sumatera Barat, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,9 di Pasaman Sumatera Barat, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa

SHARE
Gempa M 4,9 di Pasaman Sumatera Barat, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami

Caption Gambar: Telah terjadi gempa di Pasaman Sumatera Barat (Sumbar), pada Sabtu (12/6/2021), sekitaran pukul 20.45 WIB. (Kolase Jakartatoday.com/Instagram @infobmkg/bmkg.go.id)

Jakartatodaynews.com, JAKARTA - Terjadi gempa tektonik magnitudo 4,9 di Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar), pada Sabtu (12/6/2021) sekitaran 04.37 WIB.

Informasi gempa di Pasaman Sumbar tersebut diinformasikan langsung akun Instagram resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika di @infobmkg.

Gempa bumi tersebut, menurut hasil analisis BMKG, tidak menimbulkan tsunami dan tidak terjadi gempa susulan hingga pukul 05.00 WIB.

Berikut informasi lengkapnya:

"GEMPABUMI TEKTONIK M=4.9 DIRASAKAN DI PASAMAN, SUMBAR

*Kejadian dan Parameter Gempabumi:*

Hari Sabtu, 12 Juni 2021 pukul 04:37:21 WIB telah terjadi gempa tektonik di Pasaman, Sumbar.

Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M=4.9.

Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0.05 LS dan 100.03 BT atau tepatnya berlokasi di darat pada 25 Km barat daya Pasaman, Sumbar pada kedalaman 10 Km.

*Jenis Gempabumi:*

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Sumatera segmen Sianok

*Dampak Gempabumi:*

Guncangan gempabumi ini dirasakan di Agam II MMI ( *Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang* ), PadangPanjang, Bukittinggi, Pariaman, Padang, Lubuk Basung I-II MMI ( *Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang* ).

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini TIDAK BERPOTENSI TSUNAMI.

*Gempabumi Susulan:*

Hingga 12 Juni 2021, pukul 05:00 WIB, Hasil monitoring BMKG menunjukkan belum adanya aktivitas gempabumi susulan ( _aftershock_ ).

*Rekomendasi:*

Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa sebelum kembali ke dalam rumah.

Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), telegram chanel (https://t.me/InaTEWS_BMKG) atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg atau infobmkg.*

Padang Panjang, 12 Juni 2021

Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang

Irwan Slamet, S.T., M.Si" tulis akun Instagram @infobmkg dikutip Jakartatodaynews.com.

Apa yang harus dilakukan Sebelum, Sesaat, dan sesudah gempa bumi?

1). Sebelum Terjadi Gempa bumi

A. Kunci Utama adalah

- Mengenali apa yang disebut gempa bumi.

- Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dll)l

- Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.

B. Kenali Lingkungan Tempat Anda Bekerja

- Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung

- Belajar melakukan P3K

- Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran

- Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.

C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal

- Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.

- Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.

- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi adalah akibat kejatuhan material

- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah

- Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa bumi terjadi (misalnya lampu dll).

E. Alat yang harus ada di setiap tempat

- Kotak P3K.

- Senter/lampu baterai.

- Radio.

- Makanan suplemen dan air.

2). Saat Terjadi Gempa bumi

A. Jika Anda berada di dalam bangunan

- Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll.

- Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan.

- Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan.

B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka

- Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll.

- Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah.

C. Jika Anda sedang mengendarai mobil

- Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran.

- Lakukan point B.

D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai

- Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami.

E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan

- Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.

Setelah Terjadi Gempa bumi

A. Jika Anda berada di dalam bangunan

- Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib.

- Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa.

- Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K.

- Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.

B. Periksa lingkungan sekitar Anda

- Periksa apabila terjadi kebakaran.

- Periksa apabila terjadi kebocoran gas.

- Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik.

- Periksa aliran dan pipa air.

- Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll)

C. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa

- Karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

D. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa

- Kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.

E. Mendengarkan informasi

- Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan).

- Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.

F. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi

G. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdo'a kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.

Skala MMI (Modified Mercalli Intensity)

Skala Mercalli adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.

Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.

Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.

Oleh karena itu, saat ini penggunaan Skala Richter lebih luas digunakan untuk untuk mengukur kekuatan gempa bumi.

Tetapi skala Mercalli yang dimodifikasi, pada tahun 1931 oleh ahli seismologi Harry Wood dan Frank Neumann masih sering digunakan terutama apabila tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa bumi di tempat kejadian.

I MMI

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang.

II MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

III MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

IV MMI

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

V MMI

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

VI MMI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

VII MMI

Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah.

Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

VIII MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat.

Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

IX MMI

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak.

Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya.

Pipa-pipa dalam rumah putus.

X MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

XI MMI

Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri.

Jembatan rusak, terjadi lembah.

Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.

XII MMI

Hancur sama sekali.

Gelombang tampak pada permukaan tanah.

Pemandangan menjadi gelap.

Benda-benda terlempar ke udara.

(Jakartatodaynews.com/bmkg.go.id)