Home Tanaman Genjot Neraca Ekspor, Kementan Terapkan Teknologi UHDP Pada Buah Mangga

Genjot Neraca Ekspor, Kementan Terapkan Teknologi UHDP Pada Buah Mangga

Teknologi Pertanian

SHARE
Genjot Neraca Ekspor, Kementan Terapkan Teknologi UHDP Pada Buah Mangga

Caption Gambar: Buah mangga salah satu hasil teknologi UHDP, (Dok Kementan RI)

Jakartatodaynews.com, JAKARTA - Penerapan teknologi kebaruan gencar dilakukan Kementerian Pertanian guna menggenjot produktivitas dan kualitas buah.

Buah mangga salah satu yang mendapatkan aplikasi teknologi Ultra High Density Plantation (UHDP).

UHDP secara harfiah diartikan sebagai penanaman dengan sistem jarak tanam rapat. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo pun menginginkan hasil sub sektor hortikultura lebih baik dari tahun ke tahun dan mampu meningkatkan neraca ekspor. 

Upaya yang tengah digencarkan salah satunya melalui program kampung hortikultura. 

BACA JUGA : Menembus Batas Kolaborasi dengan #BerbagiLoka

BACA JUGA : Kok Bisa Ya, Warga Petukangan Selatan Menyulap Sampah Jadi Cuan?

Sejak 2021, Kementerian Pertanian mengembangkan setidaknya 1000 kampung hortikultura di antaranya adalah kampung buah. Salah satu komoditas andalannya adalah mangga.

“Salah satu kampung buah yang dikembangkan adalah kampung mangga. Buah ini memiliki potensi pasar yang bagus, baik dalam negeri maupun ekspor,"ujar Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/6/2021).

Masih kata Prihasto, "Data BPS menunjukkan pada 2019 produksi nasional mangga sekitar 2,8 juta ton dengan luas panen sekitar 284 ribu hektare. Disusul pada 2020 produksinya naik 3,19 persen meskipun luas panen menurun menjadi sekitar 264 ribu ha”, ujarnya.

Neraca positif ini, sambung Prihasto, salah satunya didorong banyaknya sentra produksi dengan hasil panen yang melimpah.  

Beragam varietas mangga seperti gedong gincu, arumanis, manalagi, garifta, golek dan lain-lainnya menunjukkan produksi yang sangat bagus. 

BACA JUGA : Sudin LH Jakut Tutup Saluran Pembuangan Limbah Olahan Makanan Laut ke Sodetan Kali Angke

BACA JUGA : GOR Rorotan Bakal Berubah Nama

Di sisi lain, juga terdapat tantangan tersendiri yaitu bagaimana meningkatkan daya saing mangga tersebut yang memiliki standar pasar ekspor. 

“Teknologi ini nanti dikembangkan pada masing masing kampung buah mulai 2021. Dari segi pemeliharaan juga dilakukan secara lebih efektif dan efisien,"kata Direktur Buah dan Florikultura, Liferdi Lukman.

"Teknologi ini nanti akan kami kembangkan di masing masing kampung buah mulai tahun 2021. Insya allah akan menjadi salah satu terobosan teknologi yang memberikan dampak positif bagi petani mangga,” tuturnya.

Keuntungan dari teknologi ini, produktivitas per hektare jauh lebih besar hingga tiga kali lipat dibandingkan penanaman dengan metode konvensional. 

Penerapannya bisa meminimalisir kebutuhan air jauh dari kebutuhan pada umumnya.

BACA JUGA : Pangan di Primo Supermarket Citos Nihil Bahan Berbahaya

BACA JUGA : Sempat Ambrol, Jembatan Widya Chandra Kembali Cantik

“UHDP ini sebenarnya sudah lama dilakukan petani di Eropa, yakni sekitar tahun 1960. Jadi petani yang biasa tanam dengan jarak konvensional 10 x 10 m, bisa dirapatkan hingga 2 x 3 m,"ungkap pakar Pusat Kajian Hortikultura Tropika, Endang Gunawan.

Dengan tehnik ini, luasan satu hektare bisa menghasilkan 1500 pohon. Ini sangat strategis untuk pengembangan mangga dengan keterbatasan lahan yang tersedia,” ujar Endang.

Endang menyebutkan, teknologi UHDP ini hanya terdiri dari empat unsur yang perlu dipenuhi. 

Di antaranya pemilihan varietas yang bisa ditanam di lahan yang rapat, terpenuhinya kebutuhan air, pemupukan yang menggunakan system fertigasi serta pemangkasan yang teratur. 

Endang juga menjelaskan, UHDP bisa diterapkan hampir ke semua jenis tanaman buah semusim, seperti mangga, jeruk, lengkeng atau jambu.

“Jika dimanfaat dengan baik, mampu mengurangi kebutuhan tenaga kerja. Luasan satu hektare lahan bisa dikerjakan cukup satu orang saja,” jelas Endang.

“Pemangkasan juga penting dilakukan. Artinya petani harus rajin melakukan pemangkasan agar tanaman mendapatkan sinar matahari yang cukup. Pemangkasan yang teratur menjadikan tanaman rindang dan terus berproduksi,” terangnya. 

(Jakartatodaynews.com)