Home Perkotaan Pilu Angkot Tergerus Pandemi, Penumpang Ogah Naik

Pilu Angkot Tergerus Pandemi, Penumpang Ogah Naik

SHARE
Pilu Angkot Tergerus Pandemi, Penumpang Ogah Naik

Caption Gambar: Potret angkot Jak-29 sepi penumpang melintas di Jalan Terusan Kelapa Hybrida, Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (29/6).

Jakartatodaynews.com, JAKARTA – Eksistensi angkutan kota atau angkot kian pilu. Tak sekadar digerus zaman, moda transportasi umum ini nyatanya juga tergerus badai pandemi Covid-19. Pendapatannya kini menurun drastis 50 persen.

Seperti halnya Mikro Trans Jak-29 Tanjung Priok-Sukapura, Koordinator Pengawasan Angkutan Intergrasi Antar Moda Sudin Perhubungan Jakarta Utara Umar Asgaf mengungkap hanya mengangkut penumpang sekitar 4.500 orang setiap harinya di masa pandemi saat ini. Padahal sebelum pandemi angkot ini dapat mengangkut penumpang mencapai mencapai 9.000 orang.

“Sebelum pandemi, peminat angkot cukup tinggi. Sekarang jumlah penumpang turun setengahnya,” ungkap Umar, saat ditemui di Jalan Terusan Kelapa Hybrida, Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (29/6).

Sopir Mikro Trans Jak-29 Guntur Susilo (60) mengungkapkan kepiluannya di masa pandemi saat ini. Angkot yang dikendarainya hanya diperbolehkan mengangkut 50 persen penumpang atau enam orang dari kapasitas keseluruhan 12 orang.

Analisanya, turunnya jumlah pengguna angkot disebabkan kekhawatiran masyarakat terhadap penyebaran Covid-19.

“Iya mas menurun drastis. Sudah jarang sekarang yang naik angkot,” jelasnya.

Meskipun dia memastikan angkot yang dikemudikannya telah menerapkan protokol kesehatan. Setiap penumpang wajib memakai masker, mencuci tangan dengan hand sanitizer dan menjaga jarak antar sesama.

“Saya juga sudah divaksin dan menaati betul-betul protokol kesehatan. Tapia pa daya, penumpang sudah jarang naik angkot,” tutupnya.