Home Bola Impian Roberto Mancini dan Publik Italia

Impian Roberto Mancini dan Publik Italia

EURO 2020

SHARE
Impian Roberto Mancini dan Publik Italia

Caption Gambar: Selebrasi pemain Italia setelah memastikan diri melaju ke final Euro 2020 yang digelar di Stadion Wembley. (Foto @azzurri)

Jakartatodaynews.com, JAKARTA - Italia berhasil menembus final Euro 2020 setelah menang atas Spanyol lewat adu penalti 4-2 (1-1) di Stadion Wembley, London, Rabu (7/7/2021).

Final Euro kali merupakan yang kali keempat bagi Gli Azzurri. Yang pertama pada Euro 1968 di Italia dan tuan rumah keluar sebagai juara.

Kedua, pada Euro 2020. Di final, Italia kalah melawan Prancis dengan skor 2-1. Final Euro ketiga, lagi-lagi Italia gagal juara dan harus mengakui keunggulan Spanyol yang waktu itu merupakan generasi emas La Roja. Tak tanggung-tanggung, Italia dibantai 4-0.

Sementara final Euro keempat terjadi di Euro 2020. Italia masih menunggu laga semifinal antara Inggris vs Denmark pada Kamis dini hari (8/7/2021) di Stadion Wembley, London.

Namun, tahukah Anda, di final Euro 1968 yang merupakan final pertama Italia dan jadi juara, ada hal unik di turnamen empat tahunan tersebut

Waktu itu di final ulangan Italia mengalahkan Yugoslavia dengan skor 2-0 (Luigi Riva, Anastasi) di Stadio Olimpico Roma, Italia. Sebelumnya pada final pertama skor imbang 1-1.

Sebelum Italia masuk final, ada kejadian unik dan mungkin tak akan terjadi lagi tersaji di gelaran Euro. Itu adalah gelaran ketiga Euro. Hanya ada empat tim yang lolos ke babak final dan langsung menyajikan laga semifinal, perebutan tempat ketiga, dan final.

Di semifinal, tuan rumah Italia menghadapi juara Euro pertama, Uni Soviet. Pertandingan dihelat di Stadion San Paolo, Naples, ditonton lebih dari 68 ribu orang, dengan cuaca sangat buruk.

Hal tersebut membuat kedua tim kesulitan membuat peluang, dengan pertahanan kedua tim juga sangat kuat. Selama 90 menit waktu normal dan ditambah 30 tambahan waktu, tidak ada gol yang tercipta.

Aturan pada turnamen ini, jika ada pertandingan imbang, maka pemenang akan ditentukan lewat tos koin alias untung-untungan. Sebab, waktu itu belum ada adu pinalti. Adu penalti baru digunakan pada 1970.

Kapten kedua tim kemudian masuk ke ruang ganti bersama wasit untuk melakukan koin tos. "Saya masuk bersama kapten Uni Soviet," kata kapten Italia Giacinto Facchetti.

"Kami masuk ke ruang ganti bersama, wasit kemudian mengeluarkan uang koin lawas, dan saya memilih sisi belakang koin."

Italia dan Facchetti kemudian keluar sebagai pemenang koin tos ini dan berhak lolos ke final.

Ya, sudah hampir enam dekade Gli Azzurri tidak pernah juara Piala Eropa. Penantian yang cukup lama bagi fan Azzurri yang ingin melihat Italia mengangkat piala Henry Delaunay. Di Euro 2020 inikan Italia akan juara?

Setelah gagal tembus ke Piala Dunia 2018, Italia bangkit ditangan Roberto Mancini. Sebanyak 32 pertandingan Lorenzo Insigne dan kolega belum terkalahkan hingga semifinal Euro 2020.

"Saya pikir setelah segala yang kami lewati, sekarang saat yang tepat untuk berusaha membuat banyak orang tersenyum lagi," kata Mancini.

Sebelum kick off Euro dimulai, Mancini bahkan tidak ragu-ragu mengatakan bahwa targetnya adalah memesan tiket ke London. Di mana babak semifinal dan final akan dilangsungkan. Dan hal itu sudah terwujud.

“Kami sudah lama bekerja bersama-sama dan berusaha menikmati setiap prosesnya dan akan berusaha menjaga itu. Di pengujung turnamen kami ingin terbang ke London," ujar Mancini.

 

(Jakartatodaynews.com)