
Caption Gambar:
JAKARTATODAYNEWS, Bandung, Jawa Barat – Tersembunyi di balik rimbunnya hutan di Kabupaten Bandung, tepatnya di kawasan Kecamatan Cimaung, terdapat sebuah destinasi wisata alam yang kian digandrungi pecinta petualangan: Gunung Puntang. Lokasi ini bukan sekadar tempat wisata, tetapi juga situs sejarah, laboratorium alam, dan titik temu antara petualangan dan pelestarian budaya Sunda.
Begitu kaki menginjak area pintu masuk kawasan Gunung Puntang, udara segar langsung menyapa, berpadu dengan aroma tanah basah dan vegetasi pegunungan. Suara gemericik Sungai Cigeureuh mengalir bersamaan dengan riuh angin yang menari di sela pepohonan pinus. Dengan ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, tempat ini menawarkan panorama lembah, jalur hiking menantang, air terjun tersembunyi, hingga spot berkemah yang nyaman untuk keluarga.
“Salah satu yang membuat Gunung Puntang istimewa adalah kombinasi antara sejarah dan ekowisata,” ungkap Rudi Hermawan, ranger senior Balai Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang juga menjadi pengelola kawasan. Ia menyebutkan bahwa kawasan ini pernah menjadi lokasi stasiun radio terbesar se-Asia Tenggara pada era kolonial Belanda, yang kini menjadi situs reruntuhan bersejarah dan daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Bagi yang menyukai petualangan, pendakian menuju Puncak Mega (2.222 mdpl) bisa menjadi tantangan seru. Di jalur ini, wisatawan akan melewati jalur vegetasi alami yang masih terjaga, dan jika beruntung, dapat menjumpai lutung hitam dan berbagai jenis burung endemik.
“Wisatawan sekarang tidak hanya mencari keindahan alam, tapi juga keaslian dan nilai lokal. Gunung Puntang menawarkan keduanya,” kata Dr. Ayu Pratiwi, pakar pariwisata dari Universitas Padjadjaran. Ia menambahkan bahwa kawasan seperti Puntang harus terus dikembangkan secara berkelanjutan, tanpa merusak keutuhan alam dan kearifan lokal.
Selain wisata alam, Gunung Puntang juga kerap menjadi lokasi kegiatan budaya dan edukasi lingkungan. Warga sekitar kerap menyuguhkan pertunjukan seni Sunda, seperti calung dan tari jaipong, terutama saat akhir pekan atau pada momen perayaan adat.
Salah satu pengunjung, Yulia Diniarti, seorang guru dari Cimahi yang datang bersama keluarganya, mengungkapkan kekagumannya. “Tempat ini luar biasa. Anak-anak saya bisa berlari bebas, belajar tentang alam, dan tidak terpaku pada gadget. Rasanya seperti kembali ke masa kecil yang penuh petualangan.”
LEAVE A REPLY