
Caption Gambar:
JAKARTATODAYNEWS, Jakarta- Pengadilan Negeri (PN) Tanjungkarang menggelar sidang kasus wanprestasi yang menyeret nama pengusaha Tedy Agustiansjah Jumat (7/2/2025) siang.
Namun, alih-alih menemukan titik terang, sidang justru makin sarat kejanggalan setelah pihak penggugat gagal menghadirkan saksi kunci.
Absennya saksi dalam persidangan yang sudah dinanti banyak pihak ini membuat publik bertanya-tanya. Benarkah ini hanya gugatan wanprestasi, atau ada agenda terselubung untuk merebut aset bernilai fantastis?
Ketidakhadiran saksi dalam sidang ini bukan hanya mengecewakan, tapi juga memicu kecurigaan besar. Kuasa hukum tergugat, CH. Harno, S.H., dari Boyamin Saiman & Harno Law Firm, tak bisa menyembunyikan kekesalannya.
“Ini sidang serius atau sandiwara? Mereka yang menggugat, mereka yang menjanjikan saksi, tapi mereka juga yang gagal membuktikan tuduhannya! Bagaimana ini bisa dibiarkan?” tegas Harno dengan nada geram.
Di sisi lain, Japriyanto, S.H., M.H., kuasa hukum penggugat dari CV Hasta Karya Nusapala, berusaha meredam suasana dengan meminta maaf.
“Kami sudah berusaha menghadirkan saksi, tetapi memang ada kendala. Kami pun telah meminta maaf kepada majelis hakim,” ujar Japriyanto.
Namun, jawaban itu justru menambah kecurigaan. Mengapa gugatan sebesar ini bisa begitu sembrono dalam menghadirkan bukti.
Kejanggalan semakin mencuat ketika melihat saksi yang sebelumnya dihadirkan penggugat. Alih-alih memberikan kesaksian krusial, saksi yang didatangkan justru seorang tukang bangunan yang bahkan tidak tahu siapa pemilik tanah yang dipermasalahkan.
“Ini benar-benar tidak masuk akal! Bagaimana mungkin saksi yang tidak memahami isi perjanjian bisa dijadikan dasar dalam perkara ini? Ini seperti mencoba menggiring opini tanpa bukti kuat,” ungkap Harno.
Situasi ini memicu spekulasi bahwa ada kepentingan lain yang bermain di balik gugatan ini.
Kasus ini bermula dari proyek pembangunan cabang Resto Bebek Tepi Sawah yang digagas oleh Titin alias Atin, Komisaris PT Mitra Setia Kirana, bersama menantunya, Andy Mulya Halim. Mereka mengajak Tedy Agustiansjah untuk berinvestasi dalam proyek tersebut.
Namun, proyek ini tiba-tiba mangkrak. Yang lebih mencengangkan, kontraktor yang kini menggugat Tedy CV Hasta Karya Nusapala ternyata dimiliki oleh Andy sendiri.
Bukan sekadar proyek gagal, kini tanah milik Tedy yang bernilai Rp 48 miliar malah terancam disita, sementara dana Rp16 miliar dari proyek ini lenyap tanpa kejelasan.
“Ini bukan sekadar gugatan wanprestasi, ini skema yang dirancang untuk mengambil alih aset klien kami! Ini bukan bisnis yang gagal, ini perampokan berkedok hukum!” ujar Farlin Marta, kuasa hukum tergugat lainnya.
Farlin menerangkan, dirinya tidak tahu alasan penggugat tidak menghadirkan saksi dalam sidang hari ini.
"Enggak ada kejelasan kenapa tidak hadir, apakah sakit atau apa enggak ada omongan," jelasnya.
Sidang ditunda pada Jumat 14 Februari 2025 mendatang dan menjadi kesempatan terakhir bagi penggugat untuk hadirkan saksi.
Ia tidak mengetahui siapa saksi fakta dan saksi ahli yang bakal dihadirkan dalam sidang pekan depan sesuai janjinya.
"Saksi fakta yang mengetahui kasus ini, itu menurut dia. Kita lihat saja benar atau enggak," terangnya
LEAVE A REPLY