Home Bola Cagihnya Teknologi Stadion Sapporo Dome, Salah Satu Venue Olimpiade Tokyo 2020

Cagihnya Teknologi Stadion Sapporo Dome, Salah Satu Venue Olimpiade Tokyo 2020

Olimpiade Tokyo

SHARE
Cagihnya Teknologi Stadion Sapporo Dome, Salah Satu Venue Olimpiade Tokyo 2020

Caption Gambar: Stadion Sapporo Dome, memiliki teknologi yang canggig. Selain dipakai untuk sepak bola, stadion ini juga digunakan untuk baseball dan rugby. (Foto Wikipedia)

Jakartatodaynews.com, JAKARTA - Pemerintah Jepang melakukan berbagai persiapan di ajang Olimpiade Tokyo 2020, termasuk menyiapkan stadion-stadion yang akan dijadikan venue dari seluruh cabang olahraga yang dipertandingkan. 

Mengutip dari situs Japan RailPass, jrailpass.com bahwa sebanyak 43 venue yang akan digunakan sebagai venue di Olimpiade Tokyo. Di antaranya ada lima stadion yang akan digunakan sebagai venue sepak bola.

Kelima stadion itu adalah Tokyo National Stadium, Sapporo Dome, Tokyo Stadium, International Stadium Yokohama, dan Miyagi Stadium.

Dari lima stadion tersebut, yang paing canggih teknologinya adalah Sapporo Dome. Stadion ini pernah digunakan sebagai venue Piala Dunia 2002. Namun, yang menariknya, stadion berkapasitas 41.580 tempat duduk itu juga digunakan untuk bertandingan baseball dan rugby.

Namun, untuk Olimpiade kali ini, stadion tersebut hanya akan digunakan untuk cabang olahraga sepak bola saja. Sapporo Dome merupakan kandang dari klub sepakbola Consadole Sapporo dan klub bisbol Hokkaido Nippon-Ham Fighters.

Sapporo Dome memiliki sistem hovering yang dapat memindahkan lapangan sesuai dengan pertandingan. Selain itu, lantai dan tribun penonton di stadion juga dapat berputar.

Pergantian lapangan bisbol menjadi lapangan sepak bola dimulai dengan pembersihan area lapangan dari lembaran rumput sintesis yang digunakan untuk pertandingan bisbol. 

Lalu, lembaran rumput sintesis diambil menggunakan bantuan kendaraan khusus. Nantinya lembaran rumput tersebut akan tergulung seperti karpet.

Ketika proses pembersihan rumput sintesis, sebagian bangku tribun penonton ikut bergerak melipat ke bawah. Bangku yang sudah terlipat kemudian bergerak memasuki ruang kosong yang berada di bawah tribun penonton. 

Masuknya bangku ke ruang kosong bertujuan untuk membuka jalan pemindahan lapangan sepak bola ke dalam stadion.

Setelah area lapangan dinyatakan bersih dari rumput sintesis maka selanjutnya mengganti permukaan yang berbentuk lingkaran di lapangan. Permukaan lingkaran yang digunakan untuk menyimpan tanah pada pertandingan bisbol diganti dengan permukaan yang lebih rata.

Pintu yang terdiri atas beberapa kotak berbahan kaca bergeser untuk membuka jalan masuk. Lantai stadion berputar sehingga posisi tribun penonton di bagian bawah ikut berpindah tempat. 

Prediksi Cabor Sepak Bola Olimpiade Tokyo 2020 Prancis vs Meksiko: Les Blues Andalkan Tiga Pemain Senior

Setelah jalan masuk terbuka, maka lapangan sepak bola yang disimpan di halaman belakang stadion siap dibawa masuk.

Dengan diterapkannya sistem hovering maka lapangan sepak bola seberat 8300 ton dapat diangkat dengan tekanan udara. Tercipta jarak antara lapangan dengan dasar tanah. Kemudian roda yang terletak di bawah lapangan bergerak maju membawa lapangan tersebut memasuki stadion.

Pintu kaca bergeser menutup jalan masuk setelah lapangan sepak bola sampai di dalam stadion. Bangku yang tersimpan di ruang kosong di bawah tribun mulai bergeser keluar dan kembali pada keadaan semula. 

Lantai stadion berputar sehingga lapangan sepak bola ikut berputar. Bangku tribun bawah kembali pada posisi semulanya.

Stadion Sapporo Dome memiliki atap tertutup yang tidak memungkinkan rumput asli tumbuh di dalamnya. Rumput asli akan membutuhkan paparan sinar matahari langsung. 

Oleh karena itu, lapangan sepak bola Sapporo Dome diletakkan di halaman belakang stadion agar rumput bisa berfotosintesis dan tetap tumbuh. Lapangan dipindahkan ke dalam stadion ketika pertandingan sepak bola akan dilaksanakan di Stadion Sapporo Dome.

 

(Jakartatodaynews.com)

Video Terkait: